1.Helm Berpendingin (Linus Nara Pradhana )
nomor paten S00E01100236
Surabaya- Siswa kelas 1 SMP Kristen Petra 5, Jalan HR
Muhammad, Surabaya membawa pulang medali emas kompetisi IEYI (International
Exhibition for Young Inventors) Thailan pada 28-30 Juni lalu. Dari enam pelajar
Indonesia yang dikirim ke Thailand, pelajar bernama lengkap Linus Nara Pradhana
ini sukses menyabet medali emas di kompetisi IEYI 2012 Thailand.
Dengan Gel Coated Helmet (helm berpendingin) karyanya, bocah
13 tahun itu sukses menyisihkan 206 pelajar SMP di seluruh negara, yang ikut
berkompetisi. Sukses Nara meraih prestasi di kancah internasional, menjadi
suatu kebanggaan khusus bagi para pengajar SMP Kristen Petra 5 Surabaya.
Dia membuat helm atau pelindung kepala dengan sistem
pendingin di dalamnya. Ini membuat pengendara yang mengenakan helm tetap nyaman
meski suasana sekitarnya panas terik.
Karya Linus itu kabarnya sudah dipatenkan. Harapannya, Agustus nanti, prototipe helm ini sudah jadi dan siap dipasarkan. Sebuah perusahaan helm di Surabaya tertarik mengadopsi helm berpendingin ini.
Karya Linus itu kabarnya sudah dipatenkan. Harapannya, Agustus nanti, prototipe helm ini sudah jadi dan siap dipasarkan. Sebuah perusahaan helm di Surabaya tertarik mengadopsi helm berpendingin ini.
Karya Nara juga telah dipatenkan setahun lalu dengan nomor
paten S00E01100236.
Helm berpendingin yang diklaim bisa menurunkan suhu panas
hingga 21% itulah yang diciptakan oleh anak yang baru berusia 12 tahun asal
kota Pahlawan Surabaya ini.
Penampang (wadah) bagian atas dan bawah terbuat dari bahan
ABS High Impact yang biasanya dipakai bodi kit untuk mobil. Kemudian di bagian
tengah diisi dengan gel Sodium Polyacrylate yang biasanya dipakai pada diapers anak-anak.Penampang
atau wadah buat gel hanya diletakkan di bagian tempurung belakang
helm.
Sistem kerjanya tidak terlalu rumit. Dari bahan gel Sodium
Polyacrylate tadi, nantinya akan diberi air supaya gelmenjadi basah.
“Pendingin atau gel tidak perlu diganti, asalkan menggunakan air
dengan kualitas yang bagus sehingga mampu meminimalisir panas karena terik
matahari,”
Jadi, dengan kata lain, gel bertugas menyerap air
yang berfungsi untuk menetralisir panas. Keuntungannya selain tidak menimbulkan
suara riak air seperti yang sebelumnya ia terapkan pada IEYI tahun lalu, volume
air yang dipakai juga hanya sedikit. Sehingga tidak membuat helm jadi berat.
2. Minuman kesehatan kulit manggis
nomor ID P0028639 B
Temuan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera
Barat terkait minuman kesehatan dari kulit buah manggis sudah dipatenkan Ditjen
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia pada
Juni 2011.
“Alhamdulillah pada Juni 2011 temuan BPTP minuman yang
terbuat dari kulit Manggis sudah dipatenkan,” kata Kepala BPTP Sumbar Prama
Yufdi didampingi peneliti temuan minuman kesehatan kulit manggis, Kasma Iswari,
di Arosuka, Senin.
Menurut Prama Yufdi, pengajuan untuk hak paten tersebut
sudah dilakukan sejak 2006, setelah penantian panjang dari Kemenkum HAM
akhirnya permintaan tersebut dikabulkan dengan nomor ID P0028639 B, 30 Juni
2011.
Dikatakannya, setelah dihakpatenkan temuan itu dilisensikan
kepada PT Zena Nirmala Sentosa yang berproduksi di Bogor dengan sistem royalti.
“Karena kita tidak mungkin untuk memasarkannya, makanya hak
paten tersebut kita lisensikan kepada pihak PT
Zena Nirmala Sentosa agar kemudian bisa dipasarkan untuk
dikonsumsi masyarakat,” katanya.
Ditambahkannya, proses penelitian minuman yang dibuat dari
bahan baku kulit buah manggis itu sudah dimulai sejak 2005 dengan melibatkan
setidaknya 40 orang tenaga ahli dari BPTP Sumbar.
Menurut dia, sari kulit buah manggis memiliki kandungan
xanthon (kumpulan senyawa) yang diprediksi bisa mencegeah tumbuhnya kanker,
tumor.
Selain itu, dalam sari kulit Manggis itu terdapat banyak
vitamin, yaitu vitamin A, semua vitamin B, kalsium, dan sebagainya.
Sementara oleh perusahaan yang memasarkan produk tersebut
sari kulit buah manggis diproduksi berbentuk kapsul dan jamu.
“Informasi terakhir yang saya ketahui semua proses
perizinannya sudah rampung, berkemungkinan dalam Maret 2012 sudah bisa
dipasarkan,” katanya.
3. Penggunaan Zeolit Alam Sebagai Pengkaya Oksigen Untuk
Menaikkan Efisiensi Pembakaran Kompor Minyak Tanah
No Paten. P00200300465
Kebutuhan minyak tanah yang semakin tinggi perlu mendapat
perhatian karena cadangan minyak yang semakin terbatas. Salah satu upaya
menurunkan kebutuhan minyak tanah ialah dengan menaikkan efisiensi pembakaran
pada kompor minyak yang saat ini mempunyai efisiensi sangat rendah yaitu kurang
dari 20%. Rendahnya efisiensi terutama akibat rendahnya konsentrasi oksigen
pada udara pembakaran. Kenaikan 1% oksigen pada udara pembakaran dapat menaikkan
efisiensi pembakaran sampai 2%. Teknik pengayaan oksigen te1ah dikenal di dunia
teknik kimia dengan proses pressure swing adsoption (PSA). Metode itu
memerlukan biaya besar sehingga sulit diaplikasikan pada teknologi kerakyatan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pengaya oksigen
yang dibuat dari zeolit alam dan dipasang di sekeliling tiang sumbu kompor.
Zeolit alam yang telah dimodifikasi agar memiliki kation Ca, akan mengadsorbsi
nitrogen dari udara pembakaran yang mengalir ke dalam kompor sehingga
konsentrasi oksigen di udara pembakaran menjadi lebih tinggi dan meningkatkan
efisiensi pembakaran. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
petukaran ion dan optimasi kondisinya untuk memasukkan Ca ke dalam zeolit alam;
uji AAS dan adsorbsi se1ektif untuk menentukan kadar Ca optimum; pembuatan alat
pengaya oksigen untuk kompor; optimasi dimensi lubang dan tebal alat pengaya
oksigen; pembuatan prototipe alat pengaya oksigen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode pertukaran ion telah menghasilkan kadar Ca maksimum dalam zeolit
sehingga sangat se1ektif terhadap adsorbsi nitrogen.
Ca-zeolit ini selanjutnya dicetak menjadi alat pengaya
oksigen. Terhadap protipe alat pengaya oksigen, dilakukan optimasi ukuran
lubang yang dapat memberikan peningkatan maksimum terhadap konsentrasi oksigen.
Sebuah prototipe alat pengaya oksigen telah dibuat dan diuji yang menunjukkan
bahwa alat tersebut dapat meningkatkan konsentrasi oksigen sampai 2,3% dan
menaikkan efisiensi pembakaran kompor minyak tanah sebesar sekitar 2%. Desain
dan metode pembuatan alat pengaya oksigen telah didaftarkan ke Kantor Paten
untuk mendapatkan perlindungan.
4. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar dengan Proses Esterifikasi - Transesterifikasi
(Nomor Paten : ID P0027952, Inventor: Prof.Dr.Ir.H.
Sudarajat, M.Sc)
Proses Pembuatan Biodiesel dari Jatropha curcas
a. Reaksi Esterifikasi
Crude Jatropha Oil (CJO) mempunyai komponen utama
berupa trigliserida dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas harus dihilangkan
terlebih dahulu agar tidak mengganggu reaksi pembuatan biodiesel (reaksi
transesterifikasi). Penghilangan asam lemak bebas ini dapat dilakukan melalui
reaksi esterifikasi.
Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan dengan metanol
menjadi biodiesel sehingga tidak mengurangi perolehan biodiesel.
Tahap ini menghasilkan Jatropa Oil (JO) yang sudah
tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel
melalui reaksi transesterifikasi.
b. Reaksi Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam
pembuatan biodiesel.
Pada reaksi ini, trigliserida (minyak) bereaksi dengan
metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol
(gliserin).
Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel telah selesai dan
dapat digunakan sebagai bahan bakar yang mengurangi pemakaian solar.
Kementerian Kehutanan melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan (Litbang) Kehutanan untuk pertama kalinya mempatenkan empat hasil
penelitian, salahnya tentang Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar dengan
Proses Esterifikasi - Transesterifikasi (Nomor Paten : ID P0027952, Inventor:
Prof.Dr.Ir.H. Sudarajat, M.Sc).
5. Perekat Tanin untuk Produk Perkayuan
(Nomor Paten : ID P0028142, Inventor : Prof.Dr.Drs. Adi
Santoso, M.Si)
Produk perekat tannin berbahan dasar alami kulit kayu
mangium, yaitu TA 3002, TP 3041 dan TR 3051. Ketiganya diciptakan untuk
menggantikan perekat sintesis berbasis phenolik dan resorsinol yang selama ini
diimpor.
Prof.Dr.Ir.Bambang Subiyanto, MSc Peneliti dari LIPI
mengulas “Lem kayu lapis dari limbah PULP “ dalam Siaran IPTEK VOICE,di RRI Pro
4 ,92.8 FM , Rabu 16 Juni 2010, pukul 08.30 – 09.00WIB .
Bambang Subiyanto menjelaskan bahwa kayu lapis terbuat dari
kayu yang sudah diiris menjadi lembaran kemudian di lembaran demi lembaran itu
direkatkan dengan lem yang biasa di masyarakat dikenal dengan Polywood,
Polywood ini banyak di export ke luar negeri dan ada juga di dalam negeri biasa
di pakai di industri furniture. Dalam proses produksi kayu lapis penggunaan lem
perekat merupakan biaya produksi utama, dan selama ini masih menggunakan lem
perekat standar .Lem perekat kayu lapis di Indonesia ada 2 jenis yaitu UF
(Urea Formaldehid) dan VF (VenolFormaldehid) namun yang banyak di pakai adalah
lem perekat UF (Urea Formaldehid) yang hasil dari limbah petroleum dari hasil
tambak.
Ia juga mengatakan bahwa pada prinsipnya lem perekat UF (Urea
Formaldehid) ini sering memancarkan emisi yaitu Gas Formalin, hal ini tidak
baik untuk kesehatan oleh sebab itu lem ini harus dicampur dengan limbah kulit
kayu untuk mengurangi gas formalin yang beracun tersebut.
Pohon kayu akasia (Acacia Mangium) yang ditanam di hutan
industri bisa tumbuh 6 tahun sudah bisa di tebang, karena tumbuhan ini cepat
tumbuh , berbeda dengan tanaman pohon jati yang sampai puluhan tahun.
Dari limbah kulit kayu akasia (Acacia Mangium) ini dapat
digunakan untuk bahan Lem perekat kayu lapis, ada beberapa keuntungan dari
pemanfaatan limbah kulit kayu ini yaitu:
1. Dapat
mengurangi emisi gas Formalindehida
2. Dapat
meningkatkan nilai tambah dari limbah itu sendiri
3. Dapat
menguraingi biaya produksi kayu lapis
Proses pembuatan lem perekat kayu ini yaitu limbah kulit
kayu digiling sampai menjadi serbuk yang halus seperti powder kemudian lem UF ( Urea
Formaldehid) yang biasanya cair dicampur dengan serbuk kayu tadi, hal ini
pernah dilakukan sampai pencampuran 10-60 % dan hasilnya setelah diujikekuatan
lem ini tidak berkurang , disamping dapat menekan jumlah limbah emisi gas
formalin, juga dapat menekan dari biaya produksi kayu lapis.
6. Alat Ukur Diameter Pohon
( Nomor Paten : ID S0001084, Inventor : Wesman Endom, M.Sc
dan Yayan Sugilar ) atau disebut alat ukur Wesyan.
Alat ukur Wesyan tersebut memungkinkan pengukuran pohon
berdiameter besar dan berbanir di lapangan dapat dilakukan oleh satu operator
dengan lebih mudah dan tingkat ketelitian terjaga.
Alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur diameter pohon misalnya
pita keliling dan garpu pohon hanya praktis digunakan untuk mengukur
pohon berdiameter kecil dan tidak memiliki banir.
pohon berdiameter kecil dan tidak memiliki banir.
Alat ukur diameter pohon Wesyan berbentuk menyerupai
gunting, terdiri
atas bilah pertama (10), bilah kedua (20), komponen penyatu (30) yang
menyatukan bilah pertama dan bilah kedua pada satu titik, sehingga bilah
pertama dapat digerakkan secara relatif terhadap bilah kedua atau
sebaliknya, dimana jarak antara ujung bilah pertama ke komponen penyatu
sama dengan jarak bilah kedua ke komponen penyatu.
atas bilah pertama (10), bilah kedua (20), komponen penyatu (30) yang
menyatukan bilah pertama dan bilah kedua pada satu titik, sehingga bilah
pertama dapat digerakkan secara relatif terhadap bilah kedua atau
sebaliknya, dimana jarak antara ujung bilah pertama ke komponen penyatu
sama dengan jarak bilah kedua ke komponen penyatu.
Skala alat ukur diameter (40) yang terpasang secara tetap
pada salah satu
bilah pertama atau bilah kedua, dan komponen pembaca (50)
yang terpasang
pada salah satu bilah yang padanya skala ukur tidak terpasang, dimana
komponen pembaca tersebut mempunyai lubang tembus untuk dilalui skala
ukuran diameter.
pada salah satu bilah yang padanya skala ukur tidak terpasang, dimana
komponen pembaca tersebut mempunyai lubang tembus untuk dilalui skala
ukuran diameter.
Alat ukur diameter pohon Wesyan ini dapat dibuat dengan perhitungan sederhana,
yakni perbandingan jarak dan sudut tolak belakang. Dengan prinsip ini diameter
yang diukur akan sebanding dengan skalanya.
Dalam penetapan besarnya diameter pohon, posisi pengukuran sangat berpengaruh
terhadap hasil penghitungan pendugaan volumen pohon. Di AS, diameter pohon
berdiri diambil pada ketinggian 4,5 kaki atau setinggi 125 cm di atas permukaan
tanah. Pengukuran pada ketinggian ini diacu sebagai yang paling berkorelasi tinggi
dengan penetapan volume pohon, dan biasanya disebut dengan diameter setinggi
dada atau disingkat dengan d.b.h. Di negara dengan sistem metris, diameter setinggi
dada ditetapkan pada ketinggian 1,3 m di atas permukaan tanah. Pada lapangan
yang tidak datar, d.b.h biasanya diambil dari rata-rata yang dimana d.b.h biasanya
diambil di lereng atas.
7. Alat Pendinginan Asap dan Proses untuk Memproduksi Cuka
Kayu dari Pembuatan Arang
( Nomor Paten : ID P0028528, Inventor : Tjutju
Nurhayati, Dipl. Chem ).
Teknologi produksi cuka kayu berkualitas dari asap pembuatan
arang yang dapat diaplikasikan untuk pengawet, penggumpal getah, desinfektan,
serta pembasmi hama dan penyubur tanaman.
Cuka kayu (Wood Vinegar) sendiri adalah asap cair yang
dihasilkan dari proses kondensasi asap dari hasil pembuatan arang melalui
proses pembakaran dan pengembunan yang seluruhnya tanpa penggunaan bahan-bahan
kimia sintetis yang ramah bagi lingkungan.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan anti rayap ramah
lingkungan ini adalah berbagai limbah kayu yang tidak terpakai, seperti limbah
bahan bangunan, limbah gergajian dan kayu-kayu ranting yang tidak masuk
klasifikasi produk kayu yang layak jual.
Proses pembuatan cuka kayu (Wood Vinegar) ini memakai metode
konvensional dengan sistematika kerja mesin yang sangat sederhana dengan
memakai model tungku drum (Drum kiln) dengan ukuran yang dapat disesuaikan
dengan kapasitas produksi.
Beberapa perusahaan timber wood yang beroprasi di Kalimantan
Timur, pernah mengajukan pertanyaan tentang efektifitas wood vinegar yang
pernah saya buat, prospek nilai ekonomisnya jika dilepas ke pasaran, tentu saja
ini berkaitan dengan kualitas penelitian saya dan semestinya harus saya jawab
dengan sistematis dan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut saya memberikan
jawaban dengan parameter pengujian keefektifan cuka kayu (Wood Vinegar) yang
meliputi nilai mortalitas rayap tanah Coptotermes curvignathus Holm
untuk menguji toksikologis dari cuka kayu, dan penurunan berat contoh uji,
dengan media kertas selulosa, dengan 5 taraf konsentrasi, yaitu 0% (kontrol),
2%, 4%, 6%, dan 8%. Analisa data menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial
dengan dua kali ulangan dan uji lanjut menggunakan uji Dunnets.
8. Kompor Berbahan Bakar Biji Jarak (Eko
Widaryanto Pencipta )
Nomor Permintaan Paten : P00200800190
Sebuah kompor menggunakan energi biji jarak mulai dikenalkan
di Kota Malang. Buah karya Eko Widaryanto dosen Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya ini dapat menjadi alternatif warga untuk beralih penggunaan
kompor berbahan baku minyak fosil atau gas.
Kompor diberi nama UB-16 dan UB-16-S sebagai penyempurnaan ini telah berhasil melalui ujicoba memfaatkan biji kering jarak pagar. Api kompor itu mampu menghasilkan nyala berwarna biru, dibandingkan dengan kompor yang menggunakan bahan bakar gas atau minyak tanah.
Menurut Eko dalam setiap pembakaran menggunakan biji jarak seberat 250 gram, dapat menghasilkan nyala api hingga dua jam. "Jika dihitung satu kilo jarak pagar hanya seribu rupiah, maka akan sama dengan nyala kompor selama 6 jam,"
Artinya memasak dengan kompor hasil temuan Eko ini dapat dikatakan ekonomis dan efesien dan tidak mengeluarkanbiaya mahal. Dibandingkan dengan kompor menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Eko sendiri menjual kompor ciptaannya ini dengan hargasebesar Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu. Dia mengaku hingga saat ini banyak pesanan datang dari luar pulau Jawa. Seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur, serta Nusa Tenggara Barat.
Kompor diberi nama UB-16 dan UB-16-S sebagai penyempurnaan ini telah berhasil melalui ujicoba memfaatkan biji kering jarak pagar. Api kompor itu mampu menghasilkan nyala berwarna biru, dibandingkan dengan kompor yang menggunakan bahan bakar gas atau minyak tanah.
Menurut Eko dalam setiap pembakaran menggunakan biji jarak seberat 250 gram, dapat menghasilkan nyala api hingga dua jam. "Jika dihitung satu kilo jarak pagar hanya seribu rupiah, maka akan sama dengan nyala kompor selama 6 jam,"
Artinya memasak dengan kompor hasil temuan Eko ini dapat dikatakan ekonomis dan efesien dan tidak mengeluarkanbiaya mahal. Dibandingkan dengan kompor menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Eko sendiri menjual kompor ciptaannya ini dengan hargasebesar Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu. Dia mengaku hingga saat ini banyak pesanan datang dari luar pulau Jawa. Seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur, serta Nusa Tenggara Barat.
9. Kompor Biomass
Nomor Permintaan Paten : S00200800121
Kompor Biomass dengan sistem preheating dan
regulator.
Kompor biomass
Kompor biomass hasil karya M. Nurhuda ini merupakan inovasi baru dalam teknik pembakaran dari kompor tradisional yang sering digunakan di Indonesia selama ini, yang menggunakan bahan bakar kayu dan arang. Kelemahan kompor tradisional ini, selain kayu bakar yang semakin sulit digunakan, adalah asapnya yang mengganggu dan merusak kesehatan. Dalam hasil karyanya, M. Nurhuda menggunakan bahan bakar biomass padat seperti ranting kayu, seresah daun atau juga briket yang bisa dibuat dari sampah/limbah pertanian. Dengan sistem pemanasan terlebih dahulu (preheating), keunggulan kompor ini adalah nyala api yang bagus karena udara panas bercampur dengan asap dan dibakar. Keunggulan lainnya adalah nyala api yang bisa diatur melalui regulator sehingga asap lebih sedikit dan penggunaan briket bisa lebih efisien dan ekonomis.
Kompor biomass
Kompor biomass hasil karya M. Nurhuda ini merupakan inovasi baru dalam teknik pembakaran dari kompor tradisional yang sering digunakan di Indonesia selama ini, yang menggunakan bahan bakar kayu dan arang. Kelemahan kompor tradisional ini, selain kayu bakar yang semakin sulit digunakan, adalah asapnya yang mengganggu dan merusak kesehatan. Dalam hasil karyanya, M. Nurhuda menggunakan bahan bakar biomass padat seperti ranting kayu, seresah daun atau juga briket yang bisa dibuat dari sampah/limbah pertanian. Dengan sistem pemanasan terlebih dahulu (preheating), keunggulan kompor ini adalah nyala api yang bagus karena udara panas bercampur dengan asap dan dibakar. Keunggulan lainnya adalah nyala api yang bisa diatur melalui regulator sehingga asap lebih sedikit dan penggunaan briket bisa lebih efisien dan ekonomis.
10. KALENDER EDUKASI: Educal Karya Mahasiswa Universitas
Brawijaya
EDUCAL atau kalender edukasi atau Health Education With
Calender merupakan kalender yang menyisipkan nilai-nilai pendidikan
kesehatan, seperti contohnya kesehatan ibu hamil, bayi dan balita. Komponen
kalender ini hampir sama dengan kalender pada umumnya, tetapi terdapat gambar
yang nantinya akan berisi informasi dan tips bagi ibu hamil pada trimester 1
sampai 3 dan tahap tumbuh kembang bayi dan balita.
Latar belakang dari pembuatan kalender edukasi ini salah
satunya karena kurang tersebarnya informasi tentang kesehatan kehamilan bagi
ibu hamil yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu hamil dan bayi di
Indonesia. Berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 memperlihatkan
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedang angka kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup.
Kalender edukasi atau EDUCAL telah sukses menjadi
salah satu dari 10 nominasi Inovator Bisnis Pemuda yang diselenggarakan oleh
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) pada bulan
Oktober 2011 lalu. Atas prestasi tersebut, Kemenpora menawarkan pemprosesan Hak
Paten Intelengensi (HAKI) dan pembinaan sekaligus pendanaan pengembangan produk
selama satu tahun atas kreasi produk inovatif ini.
Tahap pembuatan EDUCAL sendiri terdiri dari desain,
produksi, publikasi dan pemasaran.
Di tahun 2012 ini, EDUCAL akan tampil lebih menarik dalam
bentuk kalender dinding dengan desain menarik. Kalender edukasi mengambil
keunggulan produk dengan menampilkan informasi yang secara khusus diperuntukkan
bagi ibu hamil dan tumbuh kembang balita yang saat ini masih jarang ditemukan.
11. Alat penghemat BBM X POWER
Alat penghemat BBM X POWER, Diciptakan pada
tahun 1996 dan sampai saat ini sudah diproduksi lebih dari2.200.000 unit dengan
pendistribusiannya hampir diseluruh pelosok Indonesia, alat ini telah terdaftar
dan mempunyai Hak Paten Nomor ID-0000699-S Tentang
Alat Penghemat BBM/BBG Non Katalis, Paten Design Industri Nomor ID-0010476-D
dan ID-0010477-D
Pada prinsipnya alat hemat BBM ini adalah alat untuk
meningkatkan kualitas BBM/BBG yang dalam mekanisme bekerjanya menggunakan “
Gelombang Active Ultra Magnetics(VORTEX)“ yang dihasilkan dari susunan beberapa
komponen magnet permanen. Dengan proses tersebut, alat irit bbm ini dapat mengubah molekul
BBM maupun BBG menjadi Ion bermuatan positip yang mampu menyerap Oxygeen
bermuatan negatif dalam keseimbangan untuk pembakaran sempurna, sehingga dapat
meningkatkan performance mesin dengan pencapaian torsi maximum pada putaran
rendah dan mengurangi polusi gas buang serta dapat menghemat BBM mencapai 15 –
40 %, untuk BBG alat hemat BBM ini hemat hingga mencapai 25 – 50 %
12. Mesin Penggoreng Hampa Tipe Horisontal Sistem
Jet Air
Nomor Permintaan Paten : P00200100073
Nama Inovator
|
:
|
Ir. Anang Lastriyanto, M.Si.
|
Institusi
|
:
|
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
|
Alamat
|
:
|
Jl. Rajekwesi 11, Malang (65115)
|
“Mesin penggoreng vakum tipe horizontal sistem jet air”
Pada tekanan yang lebih rendah (vakum), cairan mendidih di bawah titik didih normal. Prinsip ini diaplikasikan pada mesin penggoreng vakum sehingga proses penggorengan dapat dilakukan pada kisaran suhu 80-90 derajat Celsius. Cara menggoreng dengan suhu yang lebih rendah akan menghasilkan makanan yang lebih renyah tanpa mengorbankan nutrisi yang terkandung dalam makanan.
Teknologi yang dikembangkan di Indonesia ini merupakan salah satu yang paling populer di dunia saat ini. Pompa vakum sistem jet air menggunakan prinsip Bernoulli dipilih karena mudah dan murah dalam produksi, pengoperasian dan perawatannya, selain itu mampu bekerja pada temperatur dan kelembaban yang relatif tinggi secara terus menerus. Sistem pengaturan api pembakaran dan angkat celup bahan yang digoreng juga diperbaharui untuk mengurangi kegosongan ketika menggoreng.
Pada tekanan yang lebih rendah (vakum), cairan mendidih di bawah titik didih normal. Prinsip ini diaplikasikan pada mesin penggoreng vakum sehingga proses penggorengan dapat dilakukan pada kisaran suhu 80-90 derajat Celsius. Cara menggoreng dengan suhu yang lebih rendah akan menghasilkan makanan yang lebih renyah tanpa mengorbankan nutrisi yang terkandung dalam makanan.
Teknologi yang dikembangkan di Indonesia ini merupakan salah satu yang paling populer di dunia saat ini. Pompa vakum sistem jet air menggunakan prinsip Bernoulli dipilih karena mudah dan murah dalam produksi, pengoperasian dan perawatannya, selain itu mampu bekerja pada temperatur dan kelembaban yang relatif tinggi secara terus menerus. Sistem pengaturan api pembakaran dan angkat celup bahan yang digoreng juga diperbaharui untuk mengurangi kegosongan ketika menggoreng.
Perspektif :
Mengaplikasikan prinsip fisika sederhana, menghasilkan metode radikal yang efektif dan efisien, yang memungkinkan proses pengolahan hasil pertanian/ makanan secara lebih baik, sembari menjaga kualitas nutrisi dan memberikan kerenyahan yang diinginkan.
Mengaplikasikan prinsip fisika sederhana, menghasilkan metode radikal yang efektif dan efisien, yang memungkinkan proses pengolahan hasil pertanian/ makanan secara lebih baik, sembari menjaga kualitas nutrisi dan memberikan kerenyahan yang diinginkan.
Keunggulan Inovasi :
· Pompa
vakum sistem jet air, sederhana dan mudah diproduksi.
· Posisi
tabung penggorengan yang horizontal, mencegah over-heating.
· Desain
unik mencegah kebocoran.
· Kerusakan
minyak dan bahan yang digoreng sangat kecil.
Potensi Aplikasi :
Para pengusaha pengolahan hasil pertanian/ makanan skala rumah tangga, kecil dan menengah.
Para pengusaha pengolahan hasil pertanian/ makanan skala rumah tangga, kecil dan menengah.
NO. PENDAFTARAN PATEN: P00200300424
Obat herbal yang sangat aman digunakan karena terbuat dari
ekstrak tumbuhan tanpa bahan kimia dan bahan pengawet, sehingga dapat menjadi
solusi bagi penderita diabetes di Indonesia (dengan jumlah 8,6% dari total
populasi penduduk).
Inovasi
Ekstrak tumbuhan yang dapat menurunkan kadar gula darah dan
memiliki kemampuan memperbaiki fungsi pankreas dalam memproduksi insulin dengan
pengobatan intra pankreatik.
Dukungan RAMP Indonesia
1. Penyempurnaan
teknologi
2. Sertifikasi
Kementerian Kesehatan RI dan BPOM
3. Pendirian
badan usaha, CV. Inovasi Karya Anak Bangsa
4. Penyediaan
bengkel dan peralatan produksi
5. Pemasaran
dan komersialisasi teknologi
Keunggulan dan Spesifikasi
1. 100%
terbuat dari ekstrak tumbuhan
2. Tidak
mengandung bahan-bahan kimia
3. Tanpa
efek samping
4. Harga
lebih murah daripada harga obat antidiabetes yang sebagian besar masih impor.
14. Kincir Air Kaki Angsa
Nomor Paten. P00200200460
Nama Penemu :
1. DJAJUSMAN HADI, S.Sos., M. AB.
2. BUDIHARTO, S. Pd
Tahun Penemuan : 1998
Asal : Staf Universitas Negeri Malang (UM)
Kota : Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jenis Temuan : Temuan Baru (New Invention)
Tanggal/Nomor Permintaan Paten : Tanggal 30-Juli-2002;
No. P00200200460
Diumumkan oleh Kantor Paten : Tanggal 05-Februari-2004;
No. 038.157 A
Penemu : Djajusman Hadi dan Budiharto
No comments:
Post a Comment